JAMAAH TABLIGH DAN PERGESERAN IDENTITAS POLITIK KEAGAMAAN PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2019 DI LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

https://doi.org/10.32488/harmoni.v1i22.661

Authors

  • Saipul Hamdi Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
  • Ihfan Rahmawadi Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
  • Arif Nasrullah Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
  • Imam Malik Riduan School of Social Sciences, Western Sydney University, Australia
  • Zaenuddin Hudi Prasojo Institut Agama Islam Negeri Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia

Keywords:

Identitas Politik, Jamaah Tabligh, Pemilihan Presiden 2019, Khilafah Islamiyah, Demokrasi

Abstract

Jamaah Tabligh merupakan kelompok Islam transnasional yang bergerak dalam bidang dakwah dengan menyampaikan ajaran yang murni tentang agama dan keimanan, tanpa sedikitpun membahas isu politik. Namun, beberapa tahun belakangan ini, beberapa tokoh Jamaah Tabligh di Indonesia mulai aktif terlibat dalam politik praktis, khususnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Adanya tokoh Jamaah Tabligh yang ikut berpartisipasi atau bahkan menjadi juru kampanye salah satu pasangan calon presiden mendorong peneliti untuk mengkaji keterlibatan mereka pada Pilpres 2019, serta dampaknya terhadap pergeseran identitas politik keagamaan mereka. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendalami pandangan mereka tentang konsep demokrasi, Pancasila dan wacana pembentukan khilafah Islamiyah yang berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini dilakukan di Lombok yang terpusat di beberapa masjid yang menjadi markas Jamaah Tabligh. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Teori Kekuasaan dan Teori Identitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jamaah Tabligh cenderung pragmatis dalam menyikapi berbagai sistem yang diterapkan oleh setiap negara, termasuk sistem demokrasi dan Pancasila. Kelompok ini juga beranggapan bahwa khilafah Islamiyah merupakan kondisi di mana nilai-nilai Islam sudah terinternalisasi oleh setiap individu, bukan dengan mendirikan negara Islam melalui gerakan radikal. Pada Pilpres 2019, beberapa anggota Jamaah Tabligh terlibat dalam politik praktis dan hal tersebut dapat dilihat dalam dua perspektif yang saling berlawanan, yakni sebagai sebuah tindakan yang wajar karena dilakukan di luar forum Jamaah Tabligh, tetapi juga dinilai sebagai sebuah penyimpangan karena tindakan tersebut bertentangan dengan usul dakwah mereka.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

30-06-2023

How to Cite

Hamdi, S., Rahmawadi, I., Nasrullah, A., Riduan, I. M., & Prasojo, Z. H. (2023). JAMAAH TABLIGH DAN PERGESERAN IDENTITAS POLITIK KEAGAMAAN PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2019 DI LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT. Harmoni, 22(1), 143–166. https://doi.org/10.32488/harmoni.v1i22.661