DYNAMICS OF INTERFAITH COMMUNICATION IN SEGREGATED COMMUNITIES

https://doi.org/10.32488/harmoni.v23i1.532

Authors

  • Alhamuddin Universitas Islam Bandung, Indonesia
  • Muhammad Alifuddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Indonesia

Keywords:

Communication, Segregation, Faith, Islam

Abstract

Abstract

This study aimed to analyze interfaith communication between Muslims in Aoma and Christians in Ambesakoa, focusing on whether the in-group/out-group dichotomy acted as a barrier and identifying factors that fostered mindful communication. Employing a descriptive phenomenological approach, data were collected through semi-structured interviews and participant observation. Instruments included interview guides and field notes. Thematic analysis of the data revealed the following findings: Firstly, communication occurred nominally but with moderate intensity, shaped by long-term acquaintance and familial ties, and influenced by segregated living environments and individual busyness. Secondly, social interactions transcend primordial boundaries, avoiding stereotypes and prejudices, thereby promoting mindful communication. Thirdly, both communities fostered mindful interfaith communication driven by nationalism, shared family lines, and adherence to kalosara values. This study underscored the importance of inclusive education and cultural values in enhancing interfaith communication in segregated societies. It suggests that promoting deeper understanding and respect across religious divides can mitigate barriers created by in-group/out-group dynamics. By acknowledging and fostering these factors, societies can cultivate environments conducive to harmonious interfaith relations. This research contributes to the broader discourse on interfaith dialogue, highlighting practical strategies for promoting mutual respect and understanding in culturally diverse communities.

Abstrak

Studi ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi lintas agama antara Muslim di Aoma dan Kristen di Ambesakoa, dengan fokus pada apakah dikotomi dalam kelompok/luar kelompok bertindak sebagai penghalang dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong komunikasi yang penuh perhatian. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif fenomenologis, data dikumpulkan melalui wawancara semi-struktural dan observasi partisipan. Instrumen yang digunakan meliputi panduan wawancara dan catatan lapangan. Analisis tematik dari data mengungkapkan temuan sebagai berikut: Pertama, komunikasi terjadi secara nominal namun dengan intensitas moderat, dipengaruhi oleh kenalan jangka panjang dan ikatan keluarga, serta dipengaruhi oleh lingkungan hidup yang terpisah dan kesibukan individual. Kedua, interaksi sosial melampaui batas-batas primordial, menghindari stereotip dan prasangka, sehingga mendorong komunikasi yang penuh perhatian. Ketiga, kedua komunitas mempromosikan komunikasi lintas agama yang penuh perhatian didorong oleh nasionalisme, garis keturunan bersama, dan nilai-nilai kalosara. Studi ini menekankan pentingnya pendidikan inklusif dan nilai-nilai budaya dalam meningkatkan komunikasi lintas agama di masyarakat yang terpisah. Studi ini juga menyarankan bahwa mempromosikan pemahaman yang lebih dalam dan saling menghormati di antara perbedaan agama dapat mengurangi hambatan yang diciptakan oleh dinamika kelompok dalam/luar kelompok. Dengan mengakui dan mengembangkan faktor-faktor ini, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung hubungan lintas agama yang harmonis. Penelitian ini memberikan kontribusi pada diskursus lebih luas mengenai dialog lintas agama, dengan menyoroti strategi praktis untuk mempromosikan saling menghormati dan pemahaman dalam komunitas yang beragam budaya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adzim, A. (2019). Religious Harmonization as Deradicalisation Efforts Through Interfaith Communities-A Case Study of the Religious Communication Forum (FKUB) in Pekalongan City. Islamic Studies Journal for Social Transformation, 31(1), 21–36.

Alhamuddin, A. (2018). Abd Shamad al-Palimbani’s Islamic education concept: Analysis of Kitab Hidayah al-Sālikin fi Suluk Māsālāk lil Muttāqin. Qudus International Journal of Islamic Studies, 6(1), 89–102. https://doi.org/10.21043/qijis.v6i1.3717

Alifuddin, M. (2013). “Islam dan Pluralisme (Respon Masyarakat Tolaki Lambuya dan Wolasi terhadap Paradigma Keragaman)”, LaporanPenelitianKompetitif. Balitbang Kemenag RI.

Alifuddin, M. (2015). “Konflik dan Kosensus dalam Hubungan antar Iman di Aoma”, Laporan Penelitian. LPPM IAIN Kendari.

Alifuddin, M., Alhamuddin, A., & Nurjannah, N. (2021). School of Anak Laut (Sea Children): Educational Philanthropy Movement in Bajo Community of Three-Coral World Center. Jurnal Iqra’ : Kajian Ilmu Pendidikan, 6(1), 164–179. https://doi.org/10.25217/ji.v6i1.1057

Alifuddin, M., Alhamuddin, A., Rosadi, A., & Amri, U. (2021). Understanding Islamic Dialectics in The Relationship with Local Culture in Buton Architecture Design. KARSA: Journal of Social and Islamic Culture, 29(1), 230–254. https://doi.org/10.19105/karsa.v29i1.3742

Alifuddin, M., Suarni, Alhamuddin, & Fanani, A. (2022). Religious Education in the Mitigation Space: The Significance of the Muhammadiyah Enlightenment Movement for West Sulawesi Earthquake Survivors. Jurnal Pendidikan Islam , 11(1), 61–74.

Bevan, M. T. (2014). A method of phenomenological interviewing. Qualitative Health Research, 24(1), 136-144.

Chaney, Lilian, J. & M. (2004). Intercultural Business Communication. Pearson Education, Inc, Upper Saddle River,.

Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches. SAGE Publications.

Fitriani Madjegu, C., & Napitupulu, F. (2023). Negotiation Of Indonesian Orthodox Christian Identity in The Context of Interfaith Communication in Depok. Journal of Social Research, 2(9), 3009–2016. http://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr

Gudykunst, W. B. (2002). “Intercultural Communication Theories”, dalam William B.Gudykunst, Bella Mody (ed.), Handbook of International and Intercultural Communication (Second Edition), Thousand Oaks. SAGE Publication,Inc.

Halwati, U., & Alfi, I. (2022). Interfaith tolerance through the Media of Indonesian newspapers. Urnal Ilmu Dakwah, 42(2), 284–307. https://doi.org/10.2158/jid.42.2.11819

Jati, W. R., Halimatusa’diah, Syamsurijal, Aji, G. B., Nurkhoiron, M., & Tirtosudarmo, R. (2022). From Intellectual to Advocacy Movement: Islamic Moderation, the Conservatives and the Shift of Interfaith Dialogue Campaign in Indonesia. Ulumuna, 26(2), 472–499. https://doi.org/10.20414/ujis.v26i2.572

Karl Bertens. (2002). Filsafat Barat kontemporer Inggris-Jerman. Gramedia.

Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat. Tiara Wacana.

Liliweri, A. (2007). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. LKIS.

Masood, M., & Skoric, M. M. (2023). From Silicon to Himalayan Valley(s): Tales of Serendipitous Exposure and Interfaith Contact on Social Media. Social Media and Society, 9(2). https://doi.org/10.1177/20563051231167335

Michael Payne. (1996). A Dictionary of Cultural and Critical Theory. Blackwell Reference.

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. SAGE Publications.

Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya.

Nurjannah. (2010). “Paralelisme Keimanan pada Masyarakat Tolaki Lambuya” Laoran Penelitian Kompetitif. Diktis Kemenag.

Nurjannah. (2011). ”Paralelisme Keimanan: Relasi Kesepahaman Antar Iman pada Masyarakat Lambuya”. Laporan Penelitian Kompetitif Diktis Kemenag.

Pasandaran, C. C. (2022). Toward a Working Model of Peace Journalism in Reporting Interfaith Communication. In Proceedings of the Annual International Conference on Social Science and Humanities (AICOSH 2022) (pp. 75–83). Atlantis Press SARL. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-87-9_10

Rahardjo, T. (2005). Menghargai Perbedaan Kultural, Mindfulness Dalam Komunikasi Antaretnis. Pustaka Pelajar.

Samovar, L. A. S. (1981). Understanding Intercultural Communication. Wadsworth Publishing Company.

Sidqi, I., & Rasidin, M. (2023). Prohibition of Interfaith Marriage in Indonesia: A Study of Constitutional Court Decision Number 24/PUU-XX/2022. Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, 21(1), 154–172. https://doi.org/10.30984/jis.v21i1.2337

Vagle, M. D. (2018). Crafting Phenomenological Research. Routledge.

Visser, H. J., Liefbroer, A. I., Moyaert, M., & Bertram-Troost, G. D. (2023). Categorising interfaith learning objectives: a scoping review. Journal of Beliefs and Values, 44(1), 63–80. https://doi.org/10.1080/13617672.2021.2013637

West , Richard, and L. H. . T. (2007). Introducing Communication Theory. Analysis and Application. McGraw Hill.

Published

08-07-2024

How to Cite

Alhamuddin, & Alifuddin , M. (2024). DYNAMICS OF INTERFAITH COMMUNICATION IN SEGREGATED COMMUNITIES. Harmoni, 23(1), 18–34. https://doi.org/10.32488/harmoni.v23i1.532