BUDAYA WELASAN JAMΓÇÖIYYAH AHLI THORIQOH QODARIYYAH : ETOS KEAGAMAAN DALAM KULTUR LIVING QURΓÇÖAN DI DUSUN BAGONGAN, GETASAN, SEMARANG
Keywords:
budaya welasan, etos keagamaan, Living Qur'anAbstract
Jenis penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field Research) yang menggunakan metode diskriptif analisis yaitu menyajikan data yang sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dari subjek penelitian di lapangan. Informasi maupun data-data yang diperoleh yaitu dengan cara terjun langsung ke lapangan sesuai dengan pokok penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Prosesi Pelaksanaan pembacaan Ayat-ayat Al-QurΓÇÖan dalam Tradisi Welasan oleh JamΓÇÖiyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah di Dusun Bagongan, Getasan, Semarang.Untuk mengetahui signifikansi tradisi welasan bagi JamΓÇÖiyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah di Dusun Bagongan, Getasan, Semarang, Untuk mengetahui bagaimana persepsi JamΓÇÖiyyah Tariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah di dusun Bagongan, Getasan, semarang terhadap Ayat-Ayat Al-QurΓÇÖan yang dibaca dalam tradisi Welasan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Secara bahasa kata ΓÇ£welasanΓÇ¥ diambil dari kata ΓÇ£Las-lasanΓÇ¥ yang berarti ΓÇ£angka 10 ke atasΓÇ¥ dan ΓÇ£welas asihΓÇ¥ yang berarti ΓÇ£kasih sayang, rahmat, dan ridhoΓÇ¥ Sedangkan menurut istilah welasan merupakan ΓÇ£tradisi rutinan JamΓÇÖiyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah dusun Bagongan yang dilaksanakan setiap hari rabu pada tanggal 10 ke atas dalam bulan Hijriyah yang tujuannya adalah untuk meminta rahmat, dan ridho atas amalan-amalan yang telah dilakukannya agar dapat diterima disisi Allah SWTΓÇ¥. Pelaksanaannya dilakukan pada pukul 12.30 sd selesai di Mushola Baitul Mujahidin dusun Bagongan.
Adapun prosesi pelaksanaan tradisi welasan yakni, pertama Niat, kedua membaca ummul kitab, ketiga membaca tahlil, ke-empat membaca ?asbuna Allah wa niΓÇÖma al-wakil, ke-lima membaca La k?aula wa la quwwata illa billah, ke-enam membaca Ya Latif, ke-tujuh membaca Surah al-WaqiΓÇÖah, ke-delapan membaca Manaqib Syekh Abd al-Qadir, ke-sembilan DoΓÇÖa, dan terakhir mauidhah hasanah.
Persepsi JamΓÇÖiyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah dusun Bagongan terhadap ayat-ayat yang dibaca dalam tradisi welasan adalah sebagai berikut: Al-Fatihah merupakan surah yang agung Dikatakan surah yang agung karena seluruh isi daripada Al-QurΓÇÖan terdapat dalam satu surah yakni surah Al-Fatihah, sebagaimana yang ditegaskan oleh Prof, Dr, M. Quraish Shihab Surah pendatang rizki- Keutamaan daripada surah al-WaqiΓÇÖah yaitu sebagai surah penjemput rizki. Adapun rizki yang dimaksud disini tidak semata-mata berupa harta, melainkan dapat berupa dikaruniai seorang anak, saudara yang baik, kesehatan, dan yang lainnya. Memberi ketenangan jiwa- Hal ini dirasakan oleh sebagian anngota jamaΓÇÖah setelah membaca ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-QurΓÇÖan. Seperti halnya yang dirasakan oleh Bapak syamsudi