REVITALISASI ADAT KAWIN LARI (MERARIQ) SUKU SASAK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERNIKAHAN ANAK DAN SIRRI: SEBUAH PEMIKIRAN

https://doi.org/10.32488/harmoni.v18i2.334

Authors

  • Ahmad syaerozi Yayasan Raudhatul Azhar Masbagik Timur

Keywords:

Adat Merariq, midang, nemin ,berayean Pencegahan.

Abstract

Tradisi merariq dianggap sebagai salah satu sebab  praktek  pernikahan  di  bawah  umur  dan sirri. secara ideal empat tahapan awal dari tradisi pra-merariq yaitu midang, nemin, ngumbuk dan berayean dapat dipergunakan untuk menegosiasikan perkawinan dibawah umur.   Keempat   tahapan   adalah   proses   perkenalan antara pria dan wanita sehingga orang  tua  berkesempatan  menilai  merariq  dapat  dilaksanakan  atau  tidak,  jika  belum  waktunya  maka  keempat  proses  tersebut  dapat ditunda.. Keempat tahapan ini dapat dipikirkan sebagai upaya pencegahan oleh keluarga namun perlu dukungan informasi yang tepat, cepat dan valid dari pemerintah setempat.Kemudian aspek hukum menjadi hal  yang  perlu  diperhatikan  agar  setiap  pernikahan  anak  dan  sirri  dapat  diberikan hukuman baik berupa sanksi secara fisik maupun  psikologi.  Ketidak  jelasan  aturan  terhadap   merariq   menambah   maraknya   praktik  pernikahan  anak  dan  sirri.  Ketidak  jelasan  hukum  membuat  praktik  merarik  menjadi penyimpangan yang terbatas pada lisan masyarakat setempat.

Kata Kunci: Adat Merariq,  midang, nemin, pencegahan

 

Merariq  tradition  was  assumed  as  one  of  many  causes  of  rampa  childnt  marriage  practices     and     sirri     or     unregistered     marriage. the four initial stages of the pre-merariq  tradition,  namely  midang,  nemin,  ngumbuk and berayean can be think of as mechanism  to  negosiate  to  prevent  child  marriage . These four stages are still in the process of dating between men and women so  that  parents  have  the  opportunity  to  judge  whether  it’s  time  to  merariq  or  not,  These four stages support by the family but must  also  be  supported  with  appropriate,  fast  and  valid  information  from  the  local  government.Then  the  legal  aspect  such  as  physical or psychological sanctions need to be  considered  as  a  punishment.  The  lack  of  clarity  and  legal  certainty  on  merariq  increase the rampant practice of child and sirri marriage.

Keywords: Merariq  tradition,  visiting,  entertaining,  prevention

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Ahmad syaerozi, Yayasan Raudhatul Azhar Masbagik Timur

tulisan sebagai saksi kehidupan 

Published

31-12-2019

How to Cite

syaerozi, A. (2019). REVITALISASI ADAT KAWIN LARI (MERARIQ) SUKU SASAK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERNIKAHAN ANAK DAN SIRRI: SEBUAH PEMIKIRAN. Harmoni, 18(2), 128–145. https://doi.org/10.32488/harmoni.v18i2.334