ALIANSI NASIONAL ANTI SYIAH (ANAS) DAN KEMBALINYA ORANG NU PASCA MASUK SYIAH DI PROBOLINGGO
Keywords:
Peran Pemerintah Probolinggo, Hubungan Antar Komunitas, Gerakan SyiahAbstract
Diperoleh infomasi bahwa beberapa aktivis NU dan santri di Probolinggo, Jawa Timur meninggalkan paham keagamaan ahlusunnah wal jamaah kemudian menjadi penganut paham syiah Imamiyah. Padahal pondok pesantren yang berafiliasi NU merupakan tempat pengkaderan untuk menggodok kader-kader NU yang akan mewarisi kepemimpinan NU pada masa yang akan datang. Paper ini diangkat dari hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang secara data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Di dalamnya dipaparkan cukup besar peran organisasi Aliansi Nasional Anti Syiah (Anas) dalam mengembalikan aktivis NU dan santri yang sempat masuk Syiah untuk kembali ke ajaran Ahlussunnah Waljamaah.
Kata kunci: Gerakan Syiah, Hubungan Antar Komunitas, Aliansi Nasional Anti Syiah (ANAS)
Information was obtained that some NU (Nahdlatul Ulama) activists and students in Probolinggo, East Java abandoned the religious understanding of Ahlusunnah wal Jamaah to later become adherents of the Imamiyah Shi’ite group. Whereas the boarding schools affiliated with NU is a cadre for boosting NU cadres who will inherit NU leadership in the future. This paper is based on qualitative research findings, collected through interviews and observations. On the other hand, the role of the National Anti-Shi’a Alliance (Anas) was presented in the agreement of NU activists and students who had been accepted in Shia to return to the teachings of Ahlussunnah Waljamaah.
Keywords: Shi’a Movement, Community Relations, Anti-Shi’a National Alliance (ANAS)