POTRET LANSKAP HARMONI DALAM PROSES PROPAGASI SUFISME DI WARUNG KOPI YOGYAKARTA
Keywords:
Sufisme, Propagasi, Diversitas, Harmoni, Warung KopiAbstract
Berangkat dari tesis bahwa sufisme dianggap sebagai media alternatif untuk membangun masyarakat yang ramah, toleran, dan menghargai keragaman, tulisan ini berusaha mencoba melihat kembali sejauh mana kekuatan tesis itu dengan meneropong fenomena baru tentang propagasi sufisme yang berlangsung di warung kopi. Diversitas masyarakat di warung kopi akan semakin memberikan gambaran lebih jelas terkait tesis tersebut. Bagaimana potret akseptasi masyarakat di warung kopi terhadap propagasi sufisme adalah sasaran utama dalam tulisan ini, di samping mendeskripsikan bentuk dan karakteristik sufisme yang di diseminasikan –meski bukan menjadi titik tekan utama. Pada sisi lain, tulisan ini juga semakin memperkuat asumsi tentang fenomena kebangkitan Islam sejak Akhir Abad 20, yang dipandang kian mampu menjangkau berbagai sektor ruang publik yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hasil akhir studi menunjukkan bahwa bersamaan dengan berlangsungnya propagasi sufisme di warung kopi, ada lanskap yang menarik yang ditampilkan oleh masyarakat warung kopi. Akseptasi di antara pengikut (jama’ah), pengopi, dan pengunjung memberi gambaran bagaimana cara mereka menyikapi keragaman dan perbedaan. Masing-masing melakukan aktivitas dalam satu ruang tanpa ada yang merasa terganggu satu sama lainnya. Beberapa pengunjung dan pengopi -terlepas dari afiliasi organisasi keagamaannya di luar warung kopi- bahkan memberikan penghormatan yang tinggi, seperti; ikut berdiri ketika proses ritual penghormatan dalam sesi Maulid Nabi (mahal al-qiyam). Situasi ini tentu semakin memperkuat tesis di atas.